Sabtu, 03 November 2012

kuman VS cuci tangan

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Hmm... lama dan sudah lama sekali aku tidak menulis artikel yang biasanya aku bisa menghabiskan malam-malamku untuk menggoyangkan jemariku agar hadirlah sebuah artikel... yaahh... kesibukan kuliah di kesehatan sangat aku rasakan. Di otak berkejubel banyak materi yang seringnya membuatku penat. Jadwal kuliah dan praktikum yang selalu berubah-ubah semakin membuat otakku berputar-putar mondar-mandir mencari sebuah tempat pas untuk menghilangkan kebingunganku. 1,5 tahun aku kuliah di jurusan analis kesehatan dan kemana ilmuku?? Saatnya aku sedikit berbagi dari proses kepenatanku. Semoga ini bisa bermanfaat buat kalian yang membacanya. ^^ Di analis kesehatan aku belajar tentang perasaan dan pengabdian. Nyawa seseorang berada di tangan seorang analis kesehatan, begitu kata seorang dokter yang mengajarku di kampus. Aku belajar bersabar dan berhati-hati. Di mulai dengan yang namanya mencuci tangan hmm... sepele kelihatannya... taukah kamu? Pertama kali seseorang yang akan praktek di rumah sakit ditanya terlebih dahulu bagaimana cara kamu mencuci tangan? Ummm... dibenak kita pasti akan berfikir itu mudah sekali. Ujian anak TK. Iya tidak?? Hehe jadi pengin tahu ketika saya menanyakan kepada kalian bagaimana caranya mencuci tangan? Kira-kira bagaimana ya cara cuci tangannya? Begini, makhluk halus yang berkeliaran disekitar kita jumlahnya milyaran bahkan trilyunan. Mahkluk ini bernama “Kuman”. Nah, nah,.. tangan kita ini yang sangat hiperaktif menyentuh apapun termasuk yang akan dimasukan ke dalam tubuh kita. Okay, kita bicara kuman yang khusus pada alat pencernaan kita. Jangan salah. Kuman yang biasanya bikin mencret itu bisa menyababkan kematian lho... so waspadalah... kuman atau bakteri itu berspesies Escherchia coli, dia mati pada suhu 60o C selama 30 menit. Yang ini nyinggung kalo masak masak air kudu sampe mendidih ya??  sebenernya nih kuman bermanfaat benget buat pembusukan sisa-sisa makanan yang kita makan dalam perut, tapi kalau jumlahnya terlalu banyak bisa bikin diare, infeksi pencernaan bahkan sampai pada tingkat kematian. Hmmm... seremkan? Itu karena faktor utama yaitu malas cuci tangan pake sabun kalau mau makan melakukan tindakan. Atau sudah cuci tangan tapi cara cuci tangannya yang masih salah. Bakteri E. coli ini menyebar dimana-mana termasuk di udara, makanan, dan air. Jadi, mulai sekarang biasakan mencuci tangan pake sabun dan dengan cara yang benar. Hmmm... sepertinya sudah pada penasaran. Sebenarnya cara mencuci tangan yang benar itu bagaimana sih? Jadi begini, menurut WHO mencuci tangan itu ada 7 langkah yang harus dilakukan. Btw, taukan WHO itu apa? Kalau yang belum tahu kepanjangan dari WHO adalah World Health Organization. Sebuah organisasi kesehatan tingkat dunia. Bagaimana? Keren kan? ^^ Baiklah, ini dia 7 langkah cara mencuci tangan yang benar. Silahkan lihat baik-baik gambarnya ya? 1. Basahkan dengan rata permukaan kedua telapak tangan dengan air yang mengalir. Ingat, air yang mengalir lho... Kalau cuci tangannya di bak penampung air kurang baik tapi boleh asal dengan prinsip mengalirnya jangan lupa! 2. Sabunkan sehingga berbuih menggunakan sabun antiseptik biasa atau cair. Lebih bagus yang antiseptik agar bisa membunuh kuman yang ada di tangan. 3. Usapkan kedua telapak tangan sehingga sabun benar-benar rata ke seluruh permukaan tapak tangan 4. Ratakan juga sabun di celah-celah jari. 5. Bersihkan kuku jari dengan menggaru-garuk jari ke telapak tangan. Tujuannya biar kotoran yang ada di kuku juga hilang. 6. Bilaskan tangan dengan air yang mengalir sehingga hilang semua sabun 7. Keringkan tangan menggunakan tisue atau kain lap tangan yang kering dan bersih Nahh.. sekarang sudah tau kan pentingnya mencuci tangan? Bahkan sekarang sudah tau bagaimana cara mencuci yang benar. Jadikan kebiasaan mencuci tangan sebagai budaya yang melekat dalam setiap pribadi. Hehe semoga Allah senantiasa memberikan nikmat sehat pada kita dan semoga kita termasuk orang yang selalu mensyukuri nikmat dari Allah SWT. Semoga bermanfaat ya?? ^^ Wassalamu’alaikum Wr. Wb. BY: ARSYA HALWA HAFIDZAH Analis muslim

Selasa, 27 September 2011

SIMBOL BAHAN KIMIA

Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances). Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu aturan untuk melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan kerja. Arah Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) untuk klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan konsumer dan kesehatan manusia.

Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar belakang oranye, kategori bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi dalam :

• Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia)
• Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau
• Kombinasi dari keduanya.

Berikut ini adalah penjelasan simbol-simbol bahaya .

1. Explosive (bersifat mudah meledak)

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „explosive“ dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan. Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3


• Bahaya : eksplosif pada kondisi tertentu
• Contoh : ammonium nitrat, nitroselulosa, TNT
• Keamanan : hindari benturan, gesekan, loncatan api, dan panas

2. Oxidizing (pengoksidasi)

Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “oxidizing“ biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik. Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9.


• Bahaya : oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab timbulnya api atau penyebab sulitnya pemadaman api
• Contoh : hidrogen peroksida, kalium perklorat
• Keamanan : hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor

3. Flammable (mudah terbakar)

Jenis bahaya flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar. Untuk Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “extremely flammable “ merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0 0C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +350C). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar adalah R12. Sedangkan untuk Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21 0C). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai ‘highly flammable’. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar yaitu R11.


Bahaya : mudah terbakar
Meliputi :
1. zat terbakar langsung, contohnya aluminium alkil fosfor; keamanan : hindari campuran dengan udara.
2. gas amat mudah terbakar. Contoh : butane, propane. Keamanan : hindari campuran dengan udara dan hindari sumber api.
3. Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena air atau api.
4. Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di bawah 21 0C. contoh : aseton dan benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.

4. Toxic (beracun)

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:

LD50 oral (tikus) 25 – 200 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 – 400 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 0,25 – 1 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 0,50 – 2 mg/L

Frase-R untuk bahan beracun yaitu R23, R24 dan R25


• Bahaya : toksik; berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, terteln atau kontak dengan kulit, dan dapat mematikan.
• Contoh : arsen triklorida, merkuri klorida
• Kemananan : hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.

5. Harmful irritant (bahaya, iritasi)

Ada sedikit perbedaan pada symbol ini yaitu dibedakan dengan kode Xn dan Xi. Untuk Bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki resiko merusak kesehatan sedangkan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.

Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut:

LD50 oral (tikus) 200-2000 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 400-2000 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 1 – 5 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 2 – 20 mg/L

Frase-R untuk bahan berbahaya yaitu R20, R21 dan R22


Sedangkan Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ atau kode Xi adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Frase-R untuk bahan irritant yaitu R36, R37, R38 dan R41

Kode Xn (Harmful)
• Bahaya : menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh,
• Contoh : peridin
• Kemanan : hindari kontak dengan tubuh atau hindari menghirup, segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
Kode Xi (irritant)
• Bahaya : iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan
• Contoh : ammonia dan benzyl klorida
• Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata.

6. Corrosive (korosif)

Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2)>11,5), ditandai sebagai bahan korosif. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35.


• Bahaya : korosif atau merusak jaringan tubuh manusia
• Contoh : klor, belerang dioksida
• Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata

7. Dangerous for Enviromental (Bahan berbahaya bagi lingkungan)

Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi. Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan yaitu R50, R51, R52 dan R53.


• Bahaya : bagi lingkungan, gangguan ekologi
• Contoh : tributil timah klorida, tetraklorometan, petroleum bensin
• Keamanan : hindari pembuangan langsung ke lingkungan

semoga bermanfaat...

Selasa, 05 Juli 2011

MORFOLOGI TUMBUHAN

WERKSTUK

Deskripsi Tanaman Buntut Tikus
(Heliotropium indicum L.)



’’Karya Tulis ini Disusun guna Syarat Mengikuti Responsi dan sebagai Tugas Akhir Praktikum Struktur dan Perkembangan Tumbuhan I’’


Disusun Oleh:
Nama : Ginuk Ari Setioningrum
NIM : 10008173
Golongan : III
Asisten : Puji Utami, S.Pd


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2011

HALAMAN PENGESAHAN
Bismillahirrahmanirrahim


Werkstuk yang Berjudul :
DESKRIPSI TANAMAN BUNTUT TIKUS (Heliotropium indicum L.)
Telah disetujui dan disahkan oleh asisten pembimbing sebagai syarat mengikuti responsi dan tugas akhir praktikum Struktur Perkembangan Tumbuhan I pada:

Hari, Tanggal : Selasa, 5 Juli 2011
Tempat : Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Mengetahui

Asisten Pembimbing Praktikan

Puji Utami, S.Pd Ginuk Ari S





KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Innal hamda lillah, sebagai puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan petunjuk serta melimpahkan berkah dan rahmat-Nya sehingga werkstuk dengan judul “Deskripsi Tanaman Buntut Tikus (Heliotropium indicum L.)” dapat diselesaikan. Werkstuk ini disusun guna syarat mengikuti responsi praktikum struktur dan perkembangan tumbuhan I.
Dalam penyusunan werkstuk ini tidak lepas dari partisipasi beberapa pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dra. Zuchrotus Salamah selaku dosen pengampu mata kuliah Struktur dan Perkembangan Tumbuhan I
2. Mbak Puji Utami, S.Pd selaku asisten pembimbing praktikum Struktur dan Perkembangan Tumbuhan I
3. Ibu dan Bapak serta keluarga tercinta atas motivasi, do’a dan dukungannya.
4. Pihak-pihak lain yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Werkstuk ini tentu memiliki banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan penyusun, untuk itu diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga werkstuk ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kita semua. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 5 Juli 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Penyebaran………………………………………………………… 1
B. Nilai Ekonomi dan Aspek Farmakologis ………………………... 1
BAB II DETERMINASI DAN KLASIFIKASI
A. Determinasi ……………………………………………………….. 3
B. Klasifikasi ………………………………………………………… 3
BAB III HABITATIO
A. Habitus ……………………………………………………………. 4
B. Habitat …………………………………………………………….. 4
BAB IV DESKRIPSIO
1. Organa Nutritiva
1.1. Akar (Radix) ……………………………………………… .5
1.2. Batang (Caulis) …………………………………………..... 5
1.3. Daun (Folium) …………………………………………….. 5
2. Organa Reproduktiva
2.1. Bunga (Flos) ……………………………………………..... 5
2.2. Buah (Fruktus) …………………………………………..... 5
2.3. Biji (Semen) ……………………………………………….. 6
BAB V RINGKASAN ……………………………………………………. 7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN







BAB I
PENDAHULUAN

A. Penyebaran
Heliotropium indicum L. umumnya dikenal sebagai heliotrop India. Tanaman ini merupakan jenis tanaman tahunan yang berbulu. Heliotropium indicum L. merupakan gulma yang umum di tempat-tempat sampah dan daerah menetap. Tanaman ini asli Asia. Heliotrop India adalah tanaman tahunan yang tegak dan bercabang. Tanaman ini dapat tumbuh sampai ketinggian sekitar 15 sampai 50 cm. Heliotropium indicum L. memiliki batang berbulu, bantalan bundar-telur/bentuk bergantian sampai lanset-bundar-telur/bentuk daun. Ini memiliki bunga kecil berwarna putih dengan kelopak hijau; lima benang sari ditanggung pada tabung mahkota; gaya terminal; dan ovarium empat lobed.
Tanaman ini berasal dari Filipina. Kemudian menyebar dan tumbuh diberbagai daerah, antara lain: Indonesia (sengketan), South African Basil (musik basil), Inggris (swamp basil), India (Avchi-bavchi), Cina (xian guan xun),Vietnam (e sa), Afrika (mvumbue) (Mardiana, dkk.2005). Nama lokal yang terdapat di Indonesia adalah Gajahan, langun, uler-uleran, sangketan, cocok bero,; Tlale gajah, tulale gajah (Jawa), Bandotan lombok,; Buntut tikus, ekor anjing, tusuk konde (Sumatera) (Anonim, 2009).

B. Nilai Ekonomi dan Aspek Farmakologis
Sifat kimiawi dan efek farmakologis daun atau seluruh bagian tanaman dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan Heliotropium indicum L. yaitu memiliki efek anti sariawandan anti parasit. Daun Heliotropium indicum L. juga memiliki aktivitas relaksan yang berguna untuk mengurangi ketegangan otak dan saraf (Mardiana dkk,2005). Kandungan kimia Seluruh bagian tanaman Heliotropium indicum L. mengandung alkaloida, kardenolin dan flavonoid (Anonim,2009). Tanaman ini sangat bermanfaat, karena dapat digunakan sebagai obat, selain itu dapat juga meningkatkan nilai ekonomi atau nilai jual. Bagian yang digunakan yaitu daun. Khasiat daun ini adalah untuk adalah untuk menyembuhkan penyakit:
1. Obat Rematik
Daun dan batang tanaman Heliotropium indicum L. Sebanyak 20 gram dicuci. Kemudian direbus dengan air 400 ml sampai mendidih sampai 25 menit, disaring setelah dingin diminum sekaligus, dilakukan sehari 2-3 hari.
2. Obat Sariawan
Daun Heliotropium indicum L. Sebanyak 30 gram, dicuci direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring setelah dingin diminum 2 kali sehari pagi dan sore (Bambang,2002).
3. Infeksi paru-paru (Pneumonitis), abses paru, empiyema
60 gram daun Heliotropium indicum L. Segar direbus kemudian dicampur dengan madu, diminum.
4. Disentri
30-60 gram daun Heliotropium indicum L. direbus kemudian setelah dingin diminum.
5. Bisul
60 gram akar segar ditambah sedikit garam kemudian direbus setelah itu diminunm. Kemudian dilumatkan daun segar ditambah nasi dingin kemudian ditempelkan pada bisul.
6. Peradangan buah zakar (Orchitis)
60 gram akar segar direbus selama 15 menit, kemudian setelah dingin diminum (Anonim,2009).






BAB II
DETERMINASI DAN KLASIFIKASI

A. Determinasi
1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15a (golongan 8)
109b-119b-120b-128b-129b-135b-136b-139b-140b-142b-143b-146b-154b-155b-156b-162b-163b-167b-169b-171b-177b-179b-187b-189a (Boraginaceae)
1a (Heliotropium indicum L.) (Suryo,dkk.1981).
http://id.88db.com/id/Knowledge/Knowledge_Detail.page?kid=2468

B. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermathophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Boraginaceae
Genus : Heliotropium
Species : Heliotropium indicum L. (Anonim,2009).











BAB III
HABITATIO

A. Habitus
Heliotropium indicum L. atau buntut tikus termasuk jenis tanaman terna setahun, tumbuh tegak, tinggi dapat mencapai 100 cm, berambut, tumbuh di sisi jalan, tanah kosong yang tidak terawat, ditempat yang panas. Batang berambut kasar, daun tunggal berseling, bentuk bundar telur tepi bergerigi atau beringgit, permukaan daun bagian atas dan bawah berambut halus Bunga kecil bergerombol diujung batang, warna lembayung. Batang bunga panjang ± 10 cm, keluar dari ketiak daun atau ujung-ujung tangkai. Tumbuh di daerah beriklim kering dari dataran rendah sampai 800 m diatas permukaan laut (Anonim,2009).

B. Habitat
Tanaman Heliotropium indicum L. termasuk tumbuhan liar di pinggir-pinggir jalan,sawah kering,kebun dan semak belukar.Tumbuh baik pada tanah yang bertekstur liat, dari dataran rendah sampai menengah dari ketinggian 200 m sampai 800 m di atas permukaan laut.Berbunga pada bulan April-Juni. Waktu panen yang tepat bulan April-Mei(Anonim,2009).












BAB IV
DESKRIPTIO


1. Organa Nutritiva
1.1. Akar (Radix)
Heliotropium indicum L. mempunyai sistem akar serabut, berwarna putih kotor.
1.2. Batang (Caulis)
Batang Heliotropium indicum L. berbentuk bulat, berambut kasar menyerupai duri, berwarna hijau.
1.3. Daun (Folium)
Daun Heliotropium indicum L. merupakan daun tunggal, tata letak daun tersebar (Phyllotaxis), tangkai bulat berlekuk, berambut kasar,panjang 5-15 cm, berwarna hijau, helaian daun berbentuk oval, panjang 10-18 cm, lebar 6-15 cm, ujung daun runcing, pangkal tumpul, tepi bergelombang, pertulangan daun tegas, permukaan kasar dan berbulu, berwarna hijau.

2. Organa Reproduktiva
2.1. Bunga (Flos)
Bunga pada Heliotropium indicum L. termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, bersifat simos ganda, tergulung diujung batang atau cabang, berkelamin 2, kelopak berbagi, benang sari 5, tangkai sari tidak sama panjang, mahkota tersusun dari 5 daun mahkota yang berlekatan, dalam kuncup yang terpilih, tahjuk mahkota tidak simetri, duduk diatas bakal buah, berwarna putih.
2.2. Buah (Fruktus)
Buah pada Heliotropium indicum L. berupa buah kendaga, berbentuk bulat, bergerigi, keras, berwarna hijau.

2.3. Biji (Semen)
Biji pada Heliotropium indicum L. berbentuk bulat,ukurannnya kecil,berwarna hijau(Anonim,2009).





























BAB V
RINGKASAN

Heliotropium indicum L. merupakan tanaman terna setahun atau semak-semak kecil, tumbuh tegak, tinggi dapat mencapai 100 cm. Dapat tumbuh di daerah beriklim kering dari dataran rendah sampai 800 m diatas permukaan laut. Batangnya berkayu, berduri, bercabang dan berwarna coklat keunguan. Termasuk daun tunggal atau berbagi, berbentuk segi tiga dengan ujung dan pangkal meruncing, tepi bergerigi, serta bertulang menyirip, duduknya tersebar atau berkarang, tanpa daun penumpu. Bunga majemuk bentuk tandan dan bertangkai pendek, hampir selalu zigomorf. Mahkota bunga bentuk corong dan berwarna ungu. Kelopak dan mahkota masing-masing terdiri atas 4→5 kadang-kadang 6→8 daun kelopak dan daun mahkota yang berlekatan antara yang satu dengan yang lain. Benang sari 5, melekat pada mahkota berseling dengan taju-taju mahkota, kadang-kadang 4, 2 panjang dan 2 pendek, adakalanya hanya 2 benang sari. Dalam bunga terdapat sebuah cakram. Bakal buah menumpang, beruang 2 dengan sempurna atau tidak dengan sekat yang melintang (transversal), tiap ruang berisi 2→banyak bakal biji. Tangkai putik 1. Buahnya buah kendaga atau buah buni. Biji dengan endosperm, lembaga lurus atau sedikit bengkok (Tjitrosoepomo,1996). Tanaman ini banyak dimanfaatkan untuk tanaman obat, misalnya: obat rematik, sariawan, infeksi paru-paru (Pneumoritas), abses paru-paru, empiyema, disentri, bisul, peradangan buah zakar (Orchitis) (Anonim,2009). Bagian yang digunakan sebagai obat yaitu seluruh bagian tanaman Heliotropium indicum L. Suku ini mencakup kira-kira 2600 jenis, terbagi dalam lebih dari 200 marga, tersebar diseluruh dunia (Tjitrosoepomo,1993).



DAFTAR PUSTAKA

Mardiana,dkk.2005. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Jantung.
Jakarta:Penebar Swadaya.
Mursito,Bambang.2002.Ramuan Tradisional Untuk Kesuburan Suami Istri.
Jakarta:Penebar Swadaya .
Suryo,Ir.Suryowinoto,dkk.1981.Determinasi Tumbuhan,Laboratorium
Taksonomi.Yogyakarta:Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada.
Tjitrosoepomo,Gembong,Prof.Ir.(1993).Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta).
Yogyakarta:Gajah Mada University Press.


Minggu, 26 Juni 2011

Nama-nama ilmiah Tumbuhan

1. Adas : Foeniculum vulgare
2. Air mata pengantin : Antigonon leptopus
3. Akar Wangi : Andropogon muricatus
4. Akasia : Acacia auriculiformis
5. Alamanda : Allamanda cathartica
6. Alpukat : Peisea Americana
7. Anggrek Bulan : Phalaenopsis ambilis
8. Anggrek Kasut : Cypripedium javanicum
9. Anggur : Vitis vinifera
10. Anyelir : Dianthus caryophyllus
11. Apel : Phyrus malus
12. Apyun : Papaver somniferum
13. Arbe : Fragraria vesca
14. Aren : Arenga pinnata
15. Asam : Tamarindus indica
16. Awar-awar : Ficus septic
17. Bakau : Rhizophora sp.
18. Bambu : Bambusa sp.
19. Bandotan : Ageratum conyzoides
20. Bawang Daun : Allium fistulosum
21. Bawang Merah : Allium cepa
22. Bayam Merah : Amaranthus tricolor
23. Bayam Duri : Amaranthus spinosus
24. Bayam : Amaranthus hybridus
25. Belimbing : Averrhoa carambola
26. Beluntas : Pluchea indica
27. Bengkuang : Pachyrrhizus erosus
28. Beringin : Ficus benjamina
29. Biduri : Calotropis gigantean
30. Bit : Beta vulgaris
31. Blimbing Wuluh : Averrhoa blimbi
32. Blustru : Luffa clyndrica
33. Brokoli : Brassica oleracea
34. Bugenvil : Bougainvillea spectabilis
35. Buncis : Phaseolus vulgaris
36. Bunga Bungur : Lagestroemia speciosa
37. Bunga Johar : Cassia siamea
38. Bunga Matahari : Helianthus annuus
39. Bunga Pagoda : Clerodendrum japonicum
40. Bunga Pukul 8 : Turnera ulmifolia
41. Bunga Pukul Empat : Mirabilis jalapa
42. Buntut Bajing : Acalypha wilkesiana
43. Buntut Tikus : Heliotropium indicum
44. Cabe Merah : Capsicum annuum
45. Cabe Rawit : Capsicum frutescens
46. Cakar Ayam : Selaginella doederleinii
47. Cempaka Putih : Michelia alba
48. Cempaka : Michelia champaca
49. Cempedak : Artocarpus champeden
50. Ceplikan : Ruellia tuberose
51. Cereme : Plyllanthus acidus
52. Ciplukan : Physalis minima
53. Cocor Bebek : Kalanchoe pinnata
54. Coklat : Theobroma cacao
55. Dadap : Erythrina lithosperma
56. Daun Encok : Plumbago zeylanica
57. Daun Putri : Mussaenda frondosa
58. Daun Wungu : Graptophyllum pictum
59. Delima : Punica granatum
60. Dlingo : Acorus calamus
61. Duku : Lansium domesticum
62. Durian : Durio zibethinus
63. Eceng Gondok : Eichhornia crassipes
64. Enceng : Sagittaria sagittifolia
65. Gadung : Dioscorea hispida
66. Gambir : Uncaria gambir
67. Gandarusa : Justicia gendarussa
68. Ganja : Cannabis sativa
69. Gayam : Inocarpus edulis
70. Genjer : Limnocharis flava
71. Geranium : Pelargonium odoratissimum
72. Ginseng : Panax ginseng
73. Guni : Corchorus capsularis
74. Iler : Coleus scutellorioides
75. Iles-iles : Amorphophallus variabilis, Tacca palmata
76. Ingu : Ruta angustifolia
77. Jadam : Rhoeo discolor
78. Jagung : Zea mays
79. Jahe : Zingiber officinale
80. Jakang : Muehlenbeckia platyclada
81. Jambu Air : Eugenia aquea
82. Jambu Biji : Psidium guajava
83. Jambu Monyet : Anacardium occidentale
84. Jarak Pagar : Jatropha curcas
85. Jarak : Ricinus communis
86. Jarong : Stachytarpheta jamaicensis
87. Jati Belanda : Guazuma ulmifolia
88. Jati : Tectona grandis
89. Jelutung : Dyera constulata
90. Jengger Ayam : Celosia cristata
91. Jeruk Besar : Citrus maxima
92. Jeruk Keprok : Citrus nobilis
93. Jeruk Nipis : Citrus aurantifolia
94. Jeruk Purut : Citrus hytrix
95. Jombang : Taraxacum officinale
96. Kacang Bogor : Voandzeia subterranean
97. Kacang Hijau : Phaseolus radiates
98. Kacang Kapri : Pisum sativum
99. Kacang Merah : Phaseolus vulgaris
100. Kacang Panjang : Vigna sinensis
101. Kacang Tanah : Arachis hypogaea
102. Kahitutan : Paederia scandeus
103. Kaktus : Opuntia vulgaris
104. Kamboja : Plumiera acuminata
105. Kangkung : Ipomea aquatica
106. Kapas : Gossypium sp.
107. Kapok : Ceiba pentandra
108. Kastuba : Euphorbia pulcherrima
109. Kasturi : Abelmoschus moschatus
110. Katuk : Sauropus androgynus
111. Kayambang : Salvinia natans
112. Kayu Api-api : Avecennia marina
113. Kayu Manis : Cinnamomum burmanii
114. Kayu Merah : Euphorbia pulcherrima
115. Kayu Putih : Melaleuca leucadendrom
116. Kecubung : Datura metel
117. Kedelai : Glycine soja, Soja max
118. Kedondong : Spondias dulcis
119. Keji Beling : Hemmigraphis colorata
120. Keladi Tikus : Typhonium flagelliforme
121. Kelapa Sawit : Elaeis guineensis
122. Kelapa : Cocus nucifera
123. Kelor : Moringa oleifera
124. Keluwih : Artocarpus communis
125. Kemangi : Ocimum bacilicum
126. Kembang Merak : Caesalpinia pulcherrima
127. Kembang Sepatu : Hibiscus rosa-sinensis
128. Kembang Sungsang: Gloriosa superb
129. Kembang Telang : Clitoria ternatea
130. Kemiri : Aleurites moluccana
131. Kenari : Canarium commune
132. Kenikir : Cosmos caudatus
133. Keningar : Cinnamomum zeylanicum
134. Kentang : Solanum tuberosum
135. Kepulasan : Nepphelium mutabile
136. Kesumba : Bixa orellana
137. Ketela rambat : Ipomoea batatas
138. Kirinyu : Sambucus javanica
139. Kol : Pisonia alba
140. Kompas : Koompassia malaccensis
141. Kopi : Coffea robusta
142. Kriminil : Althernanthen ficoides
143. Krokot : Portulaca oleracea
144. Kunyit : Curcuma domesticus
145. Kuweni : Mangifera odonata
146. Lada : Piper nigrum
147. Lamtoro : Leuncaena glauca
148. Landep : Barleria prionitis
149. Lantara : Lantara camara
150. Larat : Dendrobium phalaenopsis
151. Leci : Litchi chinensis
152. Lidah Buaya : Aloe vera
153. Lilia Gereja : Lilium longiflorum
154. Lo : Ficus glomerata
155. Lobak : Raphanus sativus
156. Mahkota Dewa : Phaleria macrocarpa
157. Mahoni : Swietenia mahagoni
158. Maman : Gynandropsis pentaphylla
159. Mangga : Mangifera indica
160. Manggistan : Garcinia mangostana
161. Mangkokan : Nothoponax scutellarium
162. Markisa : Passiflora quadrangularis
163. Mawar : Rosa hibrida, Rosa chinensis
164. Melati : Jasminum sambac
165. Melinjo : Gnetum gnemon
166. Mendong : Fimbristylis globulosa
167. Mengkudu : Morinda citrifolia
168. Meniran : Plyllanthus niruri
169. Mentimun : Cucumis sativus
170. Mentos : Mentha arvensis
171. Mindi Kecil : Melia azedarach
172. Mulut Singa : Anthirrhinum majus
173. Murbei : Morus alba
174. Namnam : Cynometra cauliforia
175. Nangka : Artocarpus integra
176. Negri : Passifloria edulis
177. Nenas Sebrang : Agave sisalana, Agave cantala
178. Nenas : Ananas comosus
179. Nyamplung : Calophyllum inophyllum
180. Oleander : Nerium oleander
181. Orok-orok : Crotalaria sp.
182. Pacar Air : Impatiens balsamina
183. Pacar Cina : Aglaia odorata
184. Pacing : Costus speciosus
185. Padi : Oryza sativa
186. Pakis Haji : Cycas rumphii
187. Paku Selaput : Hymenophyllum austral
188. Pala : Myristica fragnans
189. Pandan Wangi : Pandanus amaryllifolius
190. Pandan : Pandanus tectorius
191. Panili : Vanilla planifolia, Vanilla mexicana
192. Para : Hevea brasiliensis
193. Pasak Bumi : Eurycoma longifolia
194. Patah Tulang : Euphorbia tirucalli
195. Patikan : Euphorbia hirta
196. Pegagan : Centella asiatica
197. Pepaya : Carica papaya
198. Petai Cina : Leucaena leucochephala
199. Petai : Parkia speciosa
200. Pinang : Areca catechu
201. Pinus : Pinus merkusii
202. Pir : Phyrus communis
203. Pisang Manila : Musa textilis
204. Pisang : Musa paradisiaca, Musa sapientum
205. Pohon Benda : Artocarpus elastic
206. Pohon Kupu-kupu : Bauhinia purpurea
207. Puring : Codiaeum variegatum
208. Putri Malu : Mimosa pudica
209. Rambutan : Nephelium lappaceum
210. Rami : Bahmeria nivea
211. Rami : Boehmeria nivea
212. Randu Hutan : Bombax malabaricum
213. Randu : Ceiba pentandra
214. Remujung : Orthosiphon stamineus
215. Rosela : Hibiscus sabdariffa
216. Rotan : Calamus caesius
217. Rubus : Rubus fraxinifolius
218. Rumput Teki : Cyperus rotundus
219. Salak : Zalacca edulis
220. Salvia : Salvia splendens
221. Saman : Samania saman
222. Sambang Darah : Excoecaria cochinchinensis
223. Sarangan : Castanea argentea
224. Sawi : Brassica juncea
225. Sawo Kecik : Manilkara kauki
226. Sawo Manila : Achras zapota
227. Selasih : Ocimum basilicum
228. Seledri : Apium graveolens
229. Semanggi Gunung : Oxalis corniculata
230. Semanggi : Marsilea crenata
231. Semangka : Citrullus vulgaris
232. Senggani : Melostoma polyanthum
233. Sengon : Albizzia stipulate
234. Sidaguri : Sida retusa
235. Singkong : Manihot utilissima, Manihot esculenta
236. Sirih : Piper betle
237. Sirsak : Annona muricata
238. Sisik Naga : Drymoglossum piloselloides
239. Siwalan : Borassus flabellifer
240. Slada Air : Nasturtium officinale
241. Soba : Fagopyrum sagittaum
242. Soka : Ixora paludosa
243. Spatodea : Spathodea campanulata
244. Srikaya : Annona squamosa
245. Sukun : Artocarpus atilis
246. Suring : Rumex ambigus
247. Talok : Muntingia calabura
248. Tapak Liman : Elephantopus scaber
249. Tasbih : Canna hybrid
250. Tebu : Saccharum officanarum
251. Teki : Cyperus rotundus
252. Tembakau : Nicotiana tabacum
253. Tempuyung : Sanchus asper, Sonchus oleraceus
254. Temu : Curcuma xanthorriza
255. Teratai : Nulumbium nelumbo
256. Terong : Solanum melongena
257. Tomat : Solanum lycopersicum
258. Waluh : Curcubita moschata
259. Waru : Hibiscus tiliaceus
260. Wewehan : Monochoria hastate
261. Wlingi : Scirpus grossus
262. Wortel : Daucus carota

Semoga bermanfaat....

Kamis, 23 Juni 2011

TERUNTUK IMAMKU KELAK

Padamu yang Allah pilihkan dalam hidupku..
Ingin ku beri tahu padamu.. Aku hidup dan besar dari keluarga bahagia.. Orang tua yang begitu sempurna.. Dengan cinta yang begitu membuncah..
Aku dibesarkan dengan limpahan kasih yang tak terhingga..

Maka, padamu ku katakan.. Saat Allah memilihmu dalam hidupku, maka saat itu aku berharap, kau pun sanggup melimpahkan cinta padaku.. Memperlakukanku dengan sayang yang begitu indah..

Padamu yang Allah pilihkan untukku.. Ketahuilah, aku hanya wanita biasa dengan begitu banyak kekurangan dalam diriku, aku bukanlah wanita sempurna, seperti yang mungkin kau harapkan.. Maka, ketika Dia memilihmu untukku, maka saat itu Dia ingin menyempurnakan kekuranganku dengan keberadaanmu, dan aku tahu. Kaupun bukanlah laki-laki yang sempurna.. Dan ku berharap ketidaksempurnaanku mampu menyempurnakan dirimu.. Karena kelak kita akan satu.. Aibmu adalah aibku, dan indahmu adalah indahku, kau dan aku akan menjadi ‘kita’..

Padamu yang Allah pilihkan untukku..
Ketahuilah, sejak kecil Allah telah menempa diriku dengan ilmu dan tarbiyah, membentukku menjadi wanita yang mencintai Rabbnya.. Maka ketika Dia memilihmu untukku, maka saat itu, Allah mengetahui bahwa kaupun telah menempa dirimu dengan ilmuNya.. Maka gandeng tanganku dalam mengibarkan panji-panji dakwah dalam hidup kita.. Itulah visi pernikahan kita.. hanya beribadah pada-Nya ta’ala..

Padamu yang Allah tetapkan sebagai nahkodaku.. Ingatlah.. Aku adalah mahluk-Nya dari tulang rusuk yang paling bengkok.. Ada kalanya aku akan begitu membuatmu marah.. Maka, ketahuilah.. Saat itu Dia menghendaki kau menasihatiku dengan hikmah, sungguh hatiku tetaplah wanita yang lemah pada kelembutan.. Namun jangan kau coba meluruskanku, karena aku akan patah.. Tapi jangan pula membiarkanku begitu saja, karena akan selamanya aku salah.. Namun tatap mataku, tersenyumlah.. Tenangkan aku dengan genggaman tanganmu.. Dan nasihati aku dengan bijak dan hikmah.. Niscaya, kau akan menemukanku tersungkur menangis di pangkuanmu.. Maka ketika itu, kau kembali memiliki hatiku..

Padamu yang Allah tetapkan sebagai atap hunianku.. Ketahuilah, ketika ijab atas namaku telah kau lontarkan.. Maka di mataku kau adalah yang terindah, kata-katamu adalah titah untukku, selama tak bermaksiat pada Allah, akan ku penuhi semua perintahmu.. Maka kalau kau berkenan ku meminta.. Jadilah hunian yang indah, yang kokoh, yang mampu membuatku dan anak-anak kita nyaman dan aman di dalamnya..

Padamu yang Allah pilih menjadi penopang hidupku.. Dalam istana kecil kita akan hadir buah hati-buah hati kita –insya’Allah-… Maka didiklah mereka menjadi generasi yang dirindukan JANNAH… Yang di pundaknya akan diisi dengan amanah-amanah dakwah, yang ruh dan jiwanya selalu merindukan jihad.. Yang darahnya mengalir darah syuhada.. Dan ku yakin dari tanganmu yang penuh berkah kau mampu membentuk mereka.. Dengan hatimu yang penuh cinta, kau mampu merengkuh hati mereka.. Dan aku akan selalu jatuh cinta padamu..

Padamu yang Allah pilih sebagai imamku.. Ku memohon padamu.. Ridholah padaku, sungguh Ridhomu adalah Ridho Ilahi Rabbi.. Mudahkanlah jalanku ke Jannah-Nya..
Karena bagiku kau adalah kunci Jannahku..

OASEIMANI.COM

Rabu, 22 Juni 2011

Terhempas Cinta Berbalas*

Aku masih ingat, dulu pernah dengar orang bilang, “Cintaku tak terbalas”. Ya ya ya, kalau sudah bicara tentang cinta, pasti lama ketemu ujungnya. Karena cinta adalah anugerah yang indah, tapi kalau kita menyikapinya salah, ia justru bikin gelisah.

Cinta yang tidak (atau belum) terbalas mungkin menyakitkan. Bikin penasaran, sekaligus berbuah angan-angan, "Andaikan dia mau sama aku...", "Apa dia tahu perasaanku ya?", dll. Mau tidak mau, kita dipaksa untuk mengakui dengan jujur, tiap hari pertanyaan serupa selalu muncul berganti-ganti.

Setuju sekali dengan pendapat seorang ukhti, “Naïf jika hanya karena cinta pada satu orang, kita melupakan cinta dari orang-orang yang telah memberikan cinta sejatinya: orang tua, saudara, sahabat, guru-guru, dll.”

Nah, sekarang gimana kalau CINTA ITU BERBALAS? Apa memang seperti gambaran orang-orang yang patah hati karena cinta mereka bertepuk sebelah tangan? Apa cinta yang berbalas itu indah dan membahagiakan?

Cinta. Anugerah terindah itu pasti akan mampir pada manusia, makhluq yang dilengkapi akal dan perasaan saat penciptaannya. Bisa cinta pada orang tua, saudara, sahabat, guru, dsb. Bahkan ada kalanya menaruh rasa cinta atau suka pada lawan jenis kita. Rasa itu datang tak terduga, mengalir begitu saja dan yang paling parah, kalau dibiarkan sangat pasti susah untuk menghentikannya! Saat virus merah jambu menyapa si empu dan… eh, CINTA ITU BERBALAS… benar-benar indah kah? Betul-betul membahagiakan kah?

Ternyata dari melihat kasus beberapa teman, didapat kesimpulan: cinta yang berbalas juga tidak selamanya sesuai harapan. Karena ILMU, dan dilengkapi oleh KEJUJURAN HATI nurani yang dititipkan oleh SANG PEMILIK CINTA membuat kita gelisah: satu sisi takut zina hati, sisi yang lain menikmati gejolak rasa yang bervariasi.

Hari-hari akan dipenuhi keraguan. Saat gembira bertemu dengan ‘dia’, saat itu pula rasa ‘takut’ datang. Saat merindukannya, saat itu pula merasa malu karena kita jarang mengingat pemiliknya, Ar Rahman. Pergulatan batin akan jadi sangat melelahkan jika kita tidak berusaha untuk ‘mempertahankan’ diri sekuatnya.

Bagi yang sudah punya keinginan dan kemampuan, sekaligus restu orang tua sudah di genggaman, mereka punya solusi: SEGERA MENIKAH! Berbahagialah bagi yang berada di atmosfer ini. Sudah tambah iman, juga tambah aman. Hati makin terjaga, pintu surga pun makin terbuka…

Tapi, bagi yang belum punya kemampuan? Atau restu bapak-ibu belum di tangan? Atau tuntutan studi masih harus diselesaikan? Atau alasan lain yang intinya belum siap menuju pernikahan? Wah... ini nih UJIAN! Bukan berarti Allah nggak sayang, memberi anugerah sekaligus cobaan. Justru kita adalah orang-orang yang terpilih untuk membuktikan kesungguhan cinta kepada-Nya. Lalu, haruskah cinta sesaat ini membuat kita hanyut dan terlena?

Jangan terjebak cinta semu yang justru bisa membuat kita menangis lain waktu. Jika nama ‘dia’ datang tanpa diundang, segera ganti dengan istighfar. Sibukkan diri dengan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi. Fokuskan perhatian pada tholabul ‘ilmi di bidang apapun yang sedang kita geluti. Agar masa depan juga makin tertata rapi. Berhati-hatilah dengan hati yang melambung tinggi, karena jika terjatuh pasti sakit sekali.

Saudaraku sampai di surga (buat yang merasa, pinjem istilahnya ya?), cinta sesungguhnya adalah cinta yang terbingkai ketika mahligai pernikahan tiba. Dalam bingkai itulah kita benar-benar berhak mengekspresikan seluruh perasaan cinta yang ada. Untuk meraih cinta-Nya yang tiada tara…

Semoga kita bisa menikmati cinta yang dianugerahkan-Nya dengan rasa syukur yang dalam. Membuat kita makin mencintai-Nya dalam setiap hembusan nafas, setiap denyutan nadi, setiap langkah kaki, dan setiap ayunan tangan.

Allah tidak pernah tidak tahu orang yang mengejar cinta-Nya. Dan Allah Maha Membalas Cinta. Maka, marilah menjalani cinta hanya untuk mengharap balasan dari Pemiliknya, karena hanya Dia yang tidak pernah mengecewakan cinta kita…


*) artikel untuk diri sendiri… sabar ya gien,…

Rabu, 15 Juni 2011

TAUSIYAH FBUD, Be an Activ Muslimah

Jangan panggil aku akhwat...
karna melihat ikhwan masih sering terpikat
dengan ikhwan masih sering berkhalwat
di kampus pun masih sering berikhtilat

Jangan panggil aku akhwat...
karna sholat pun masih sering telat
beribadah masih tidak hikmat
membaca Al-Qur'an masih tercekat
hafalan surat pun masih belum tamat

Jangan panggil aku akhwat...
kepada orangtua dan guru masih belum hormat

masih suka mendengar lagu-lagu barat
kepada oranglain sering berpikiran jahat
bersaing pun dengan tidak sehat

Jangan panggil aku akhwat...
karna diri ini masih sering khilaf
masih susah minta maaf begitupun memberi maaf

Jangan panggil aku akhwat...
karna menjalankan perintah ALLAH aku masih belum patuh
karna jiwa ini masih rapuh
setiap hari selalu mengeluh
oleh orangtua pun masih susah disuruh

Jangan panggil aku akhwat...
karna diri ini masih sering berbuat salah
mulut ini masih sering fitnah
dimana-mana selalu ghibah

Jangan panggil aku akhwat...
karna diri ini masih jarang bersedekah
hati ini selalu resah sering marah-marah
dan pada oranglain pun tidak ramah

Jangan panggil aku akhwat...
sungguh sebutan itu belum tepat...

tapi aku janji selalu berusaha jadi orang yang bermanfaat
buat keluarga dan para kerabat
untuk kehidupan yang baik dunia akhirat.