Sabtu, 03 November 2012

kuman VS cuci tangan

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Hmm... lama dan sudah lama sekali aku tidak menulis artikel yang biasanya aku bisa menghabiskan malam-malamku untuk menggoyangkan jemariku agar hadirlah sebuah artikel... yaahh... kesibukan kuliah di kesehatan sangat aku rasakan. Di otak berkejubel banyak materi yang seringnya membuatku penat. Jadwal kuliah dan praktikum yang selalu berubah-ubah semakin membuat otakku berputar-putar mondar-mandir mencari sebuah tempat pas untuk menghilangkan kebingunganku. 1,5 tahun aku kuliah di jurusan analis kesehatan dan kemana ilmuku?? Saatnya aku sedikit berbagi dari proses kepenatanku. Semoga ini bisa bermanfaat buat kalian yang membacanya. ^^ Di analis kesehatan aku belajar tentang perasaan dan pengabdian. Nyawa seseorang berada di tangan seorang analis kesehatan, begitu kata seorang dokter yang mengajarku di kampus. Aku belajar bersabar dan berhati-hati. Di mulai dengan yang namanya mencuci tangan hmm... sepele kelihatannya... taukah kamu? Pertama kali seseorang yang akan praktek di rumah sakit ditanya terlebih dahulu bagaimana cara kamu mencuci tangan? Ummm... dibenak kita pasti akan berfikir itu mudah sekali. Ujian anak TK. Iya tidak?? Hehe jadi pengin tahu ketika saya menanyakan kepada kalian bagaimana caranya mencuci tangan? Kira-kira bagaimana ya cara cuci tangannya? Begini, makhluk halus yang berkeliaran disekitar kita jumlahnya milyaran bahkan trilyunan. Mahkluk ini bernama “Kuman”. Nah, nah,.. tangan kita ini yang sangat hiperaktif menyentuh apapun termasuk yang akan dimasukan ke dalam tubuh kita. Okay, kita bicara kuman yang khusus pada alat pencernaan kita. Jangan salah. Kuman yang biasanya bikin mencret itu bisa menyababkan kematian lho... so waspadalah... kuman atau bakteri itu berspesies Escherchia coli, dia mati pada suhu 60o C selama 30 menit. Yang ini nyinggung kalo masak masak air kudu sampe mendidih ya??  sebenernya nih kuman bermanfaat benget buat pembusukan sisa-sisa makanan yang kita makan dalam perut, tapi kalau jumlahnya terlalu banyak bisa bikin diare, infeksi pencernaan bahkan sampai pada tingkat kematian. Hmmm... seremkan? Itu karena faktor utama yaitu malas cuci tangan pake sabun kalau mau makan melakukan tindakan. Atau sudah cuci tangan tapi cara cuci tangannya yang masih salah. Bakteri E. coli ini menyebar dimana-mana termasuk di udara, makanan, dan air. Jadi, mulai sekarang biasakan mencuci tangan pake sabun dan dengan cara yang benar. Hmmm... sepertinya sudah pada penasaran. Sebenarnya cara mencuci tangan yang benar itu bagaimana sih? Jadi begini, menurut WHO mencuci tangan itu ada 7 langkah yang harus dilakukan. Btw, taukan WHO itu apa? Kalau yang belum tahu kepanjangan dari WHO adalah World Health Organization. Sebuah organisasi kesehatan tingkat dunia. Bagaimana? Keren kan? ^^ Baiklah, ini dia 7 langkah cara mencuci tangan yang benar. Silahkan lihat baik-baik gambarnya ya? 1. Basahkan dengan rata permukaan kedua telapak tangan dengan air yang mengalir. Ingat, air yang mengalir lho... Kalau cuci tangannya di bak penampung air kurang baik tapi boleh asal dengan prinsip mengalirnya jangan lupa! 2. Sabunkan sehingga berbuih menggunakan sabun antiseptik biasa atau cair. Lebih bagus yang antiseptik agar bisa membunuh kuman yang ada di tangan. 3. Usapkan kedua telapak tangan sehingga sabun benar-benar rata ke seluruh permukaan tapak tangan 4. Ratakan juga sabun di celah-celah jari. 5. Bersihkan kuku jari dengan menggaru-garuk jari ke telapak tangan. Tujuannya biar kotoran yang ada di kuku juga hilang. 6. Bilaskan tangan dengan air yang mengalir sehingga hilang semua sabun 7. Keringkan tangan menggunakan tisue atau kain lap tangan yang kering dan bersih Nahh.. sekarang sudah tau kan pentingnya mencuci tangan? Bahkan sekarang sudah tau bagaimana cara mencuci yang benar. Jadikan kebiasaan mencuci tangan sebagai budaya yang melekat dalam setiap pribadi. Hehe semoga Allah senantiasa memberikan nikmat sehat pada kita dan semoga kita termasuk orang yang selalu mensyukuri nikmat dari Allah SWT. Semoga bermanfaat ya?? ^^ Wassalamu’alaikum Wr. Wb. BY: ARSYA HALWA HAFIDZAH Analis muslim